Siapa Mbak Marijan?

Mas Penewu Suraksohargo, nama asli dari Mbah Maridjan lahir pada tahun 1927, di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Di llingungannya sosok Mbah Maridjan amaty disegani, sehjingga pengaruhnya amat kuat sampai ke Keraton Jogjakarta. Karena kecintaaannya pada Gunung Merapi, sehingga seakan Mbah Marjidan sudah amat menyatu dengan kebesaran Merapi.
Karakter Gunung Merapi seakan sudah dipahami betul oleh Mbah Maridjan yang lantas disebut banyak orang sebagai budayawan, karena kekuatannya mengangkat kearifan lokal.
Fakta mencatat dari tahun ke tahun Mbah Maridjan selalu menjadi tumpuan atau referensi mengenai kondisi gunung yang selalu bergolak sejak beratus tahun itu. Inilah catatannya:

- Tahun 1970, diangkat menjadi wakil juru kunci Gunung Merapi.
- Tahun 1982, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengangkat Mbah Maridjan menjadi juru kunci Gunung Merapi.

Mbah Maridjan memiliki empat orang anak diantaranya Mbah Ajungan (menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987), Raden Ayu Surjuna, Raden Ayu Murjana dan Raden Mas Kumambang.
Menurut catatan Wikipedia, sejak Mbah Maridjan menjabat sebagai juru kunci setidaknya Gunung Merapi sudah lima kali meletus yakni di tahun 1994, 1998, 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus, 2006 dan 26 Oktober 2010.
.Berita Tsunami Mentawai - Ini adalah berita tsunami Mentawai. Seperti diketahui bahwa Tsunami yang terjadi beberapa hari yang lalu itu sejauh ini telah menelan korban lebih dari 300 jiwa. Sementara ratusan orang lainnya dinyatakan hilang.

Berita Tsunami Mentawai yang berhasil didapatkan blog Karo Cyber dari situs republika.co.id menyebutkan bahwa saat ini bau mayat korban gempa dan Tsunami Mentawai sudah mulai menyengat.

Bau busuk mulai menusuk hidung, apalagi pada malam hari, ketika mau melakukan evakuasi terhadap korban gempa dan tsunami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Joskamtir, Kamis (28/10).

Menurut Jos, ada beberapa mayat korban Tsunami Mentawai yang telah ditemukan tim SAR tapi belum dimasukkan dalam kantong mayat. "Kami juga membutuhkan ratusan kantong mayat, masker, serta tenda buat warga yang berada dalam pengungsian. Masker sangat dibutuhkan bagi warga, disebabkan bau mayat sudah menyengat hal ini bisa membuat penyakit bagi masyarakat," jelasnya.

Jika bau busuk makin menyebar dan menyengat, kata Jos, dikhawatirkan penyakit lain bisa muncul bersumber dari bau bangkai. Dia menambahkan, tim SAR saat melakukan evakuasi terhadap korban gempa dan tsunami, terpaksa memakai masker penutup hidung. "Namun masker tersebut tinggal sedikit untuk beberapa hari saja, Tim SAR memakai satu masker untuk dua hari," cetusnya.

Jos mengatakan, korban gempa dan tsunami di Kabupaten Kepulauan Mentawai butuh lebih banyak obat-obatan dan makanan yang berada dalam pengungsian. "Obat-obatan dan makanan yang ada di posko saat ini hanya cukup untuk beberapa hari saja,'' tegasnya.

0 komentar:

Posting Komentar